Aku terlahir dari rumah duka
Pilar-pilarnya lapuk sudah sejak lama
Orang-orang ramai mengenakan warna jingga
Tapi untukku, hitam seperti teman lama
Pilar-pilarnya lapuk sudah sejak lama
Orang-orang ramai mengenakan warna jingga
Tapi untukku, hitam seperti teman lama
Bagaimana jika surga punya jam kunjungnya?
Aku penasaran berapa panjang antriannya?
Berapa banyak orang yang bersuka cita?
Aku harap surga punya jam kunjungnya
Akan aku tanyakan hal-hal sederhana
"Apa kau baik-baik saja?"
"Apa kau bahagia?"
"Apa sakit-sakitmu sudah tidak terasa?"
"Bagaimana dengan surga?"
"Apa pertanyaan-pertanyaanmu sudah terjawab semua?"
"Apa keputusan-keputusan yang aku ambil sudah membuatmu bangga?"
"Apa kau sering mengawasiku dari atas sana?"
"Banyak yang ingin aku tanyakan, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa"
"Banyak hal yang berubah sejak kau tidak ada"
Aku harap surga punya jam kunjungnya
Ketika kau sama sekali tak bertambah tua dan rambutku mulai memutih semua
Ketika kita bisa duduk berdua lagi menertawakan hal-hal yang sama
Aku harap tangisku tak menggema
Meskipun orang-orang disekitarku mulai bosan mendengar cerita yang sama
Dan aku sudah mulai berhenti menceritakannya
Meskipun mereka mengatakan semua akan baik-baik saja
dan bersikeras "nanti juga kau akan terbiasa"
Tapi aku akan tetap berduka selamanya
Aku akan berduka sebesarnya, sepuasnya
Karena demi Tuhan, kau sangat berharga
Sekarang aku harus mengenangmu jauh lebih lama daripada aku mengenalmu
Temu tak lagi menjadi tempat anak-anak rinduku berpulang
Besar harapku do'a - do'a dalam sujud itu cukup megah
sehingga mampu membuka gerbang pintu-Nya
Agar bisa didengar mu
Agar bisa dilihat mu
Comments
Post a Comment