laki-laki itu

Aku masih berharap mereka bisa melihat mu sebagaimana caraku melihat mu.

Bahwasannya tidak ada hitam yang benar-benar pekat,

tidak ada putih yang benar-benar bersih.

Aku masih berharap mereka bisa mengenang mu sebagaimana caraku memanggil namamu.

Bahwasannya bulan bukan apa-apa tanpa matahari,

meskipun panasnya terasa menyakiti.

Mencintaimu tidak pernah terasa mudah bagiku, 

dulu, kini, maupun nanti.

Meski dilihat dari kacamata manapun aku ini milikmu,

dan kamu adalah milikku.

Tapi sungguh, aku tidak pernah merasa cukup.

Bahkan saat aku telah benar-benar kehilanganmu, 

dunia membuatku seperti tidak pernah berhak sedikitpun tentang mu.

Waktu kita kurang. 

Banyak yang ingin aku lakukan.

Banyak yang ingin aku tanyakan.

Kedua sayap ku mungkin telah patah, tak bersisa.

Tapi kaki ku masih sanggup melangkah, terus mencari makna di ujung sana.

Tawa ku mungkin tak lagi sama, tapi aku terus mengais sisa-sisa yang telah kau tinggalkan lama.

Cinta punya banyak cara. 

Mesra punya banyak rupa. 

Mungkin, mungkin saja, kita salah satu buktinya.


Aku mencintaimu sebesar itu.

Sebesar yang tak pernah kau tahu.

Sebesar yang tak pernah aku tuturkan.

Sebesar yang tak pernah aku tunjukan.


Jangan buat aku lupa Tuhan.
Untuk yang satu ini, aku ingin mengingatnya lebih lama.
Selamanya.

Aku harap surga punya jam kunjungnya.
Atau sekedar nomor telepon darurat yang bisa dihubungi kapan saja.

I wish I could have loved him enough to save him.
I wish he would have loved me enough to save himself.

I've lost you so many times, but this one, haunted me.




"i wish i had more to remember"






Comments

Post a Comment