Tidak ada lentera di rumah lapuk
Meskipun tiang-tiangnya telah habis-habisan di pupuk
Kaki ku berpijak kuat di tanah
Tapi aku tenggelam bersimpah nanah
Meskipun tiang-tiangnya telah habis-habisan di pupuk
Kaki ku berpijak kuat di tanah
Tapi aku tenggelam bersimpah nanah
Mulut ku kebas, tak mampu berseru
Ku ingin teriakan bisakah kalian tenang dulu?
Mana cinta yang diagung-agungkan itu?
Kemana perginya janji-janji di hadapan Tuhan mu?
Kasihan kami di bawah meja kayu
Bersembunyi seolah rumah ini berhantu
Ku ingin teriakan bisakah kalian tenang dulu?
Mana cinta yang diagung-agungkan itu?
Kemana perginya janji-janji di hadapan Tuhan mu?
Kasihan kami di bawah meja kayu
Bersembunyi seolah rumah ini berhantu
Membanting pintu kamarku bukan lagi hal baru
Lalu ku tutup kuat-kuat telingaku yang membiru
Lelah mendengar mereka berseteru
Usiaku baru 7
Tapi mimpi buruk tak berteman dengan waktu
Kami terbakar lebih dulu
Hilang menjadi abu
Lalu ku tutup kuat-kuat telingaku yang membiru
Lelah mendengar mereka berseteru
Usiaku baru 7
Tapi mimpi buruk tak berteman dengan waktu
Kami terbakar lebih dulu
Hilang menjadi abu
Rumah ini rumah itu
Pindah kesana pindah kesitu
Bepergian setiap sabtu dan minggu
Akan lebih mudah jika aku lebih dari satu
Agar aku bisa menjaga mereka satu per satu
Agar orang-orang tak menyalahkan ku
Seolah ini juga mau ku
Jika aku lebih dari satu, mungkin aku si putri yang berbakti itu
"If she grew up in the fire,
Pindah kesana pindah kesitu
Bepergian setiap sabtu dan minggu
Akan lebih mudah jika aku lebih dari satu
Agar aku bisa menjaga mereka satu per satu
Agar orang-orang tak menyalahkan ku
Seolah ini juga mau ku
Jika aku lebih dari satu, mungkin aku si putri yang berbakti itu
"If she grew up in the fire,
does that make her a flame,
or is she the ashes of something she once was?"
Comments
Post a Comment