Bagaimana jika aku memberitahumu satu rahasia,
bahwa supernova hanya akal-akalan para ilmuwan saja,
bahwa supernova hanya akal-akalan para ilmuwan saja,
menamainya seolah kehancuran dunia,
tapi sebenarnya bintang-bintang itu hanya sedang bercinta,
melahirkan anak-anak bara.
oh orgasme semesta—
detik dimana waktu sendiri kehilangan bentuknya.
Kau tahu, ketika malam mabuk rindu,
bintang-bintang telanjang menari tanpa malu,
menyentuh, mengelus, mengadu,
hingga gelap pun menyerah dan luluh di situ.
Di langit yang lupa usianya, mereka menggila,
menyembah cahaya, mencumbu udara,
gravitasi adalah mantra yang memaksa mereka berjumpa,
lalu membakar batas di antara doa dan dosa.
menyembah cahaya, mencumbu udara,
gravitasi adalah mantra yang memaksa mereka berjumpa,
lalu membakar batas di antara doa dan dosa.
Oh Tuhan, bahasa cinta mana yang benar-benar dimengerti manusia gerak-geriknya?
kita menyebutnya sains, mereka menyebutnya nirwana,
di mana dua cahaya saling menelan jiwa,
dan gelap hanya menjadi saksi yang tertawa.
di mana dua cahaya saling menelan jiwa,
dan gelap hanya menjadi saksi yang tertawa.
Mungkin begitulah cinta bekerja,
terus mencari cara untuk menyala,
diam tapi mengguncang semesta,
terus mencari cara untuk menyala,
diam tapi mengguncang semesta,
terbakar, bersujud pada api penciptanya.
debate me if you want, but I believe the scientists have been lying to us all along.
a supernova is not a tragedy,
it's just another word for stars making love.
and all those stars twinkling,
they’re simply flirting with each other,
moaning softly to break the distance between them.
oh God, what language of love do humans ever truly understand?
when even the stars must shiver and burn to taste one another,
when even the heavens must disguise desire as ruin?

Comments
Post a Comment